BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian Perubahan Fisika dan
Kimia
Perubahan fisika (perubahan fisik), yaitu perubahan pada wujud atau
penampilan fisik (sifat fisik) tetapi identitas dasarnya (sifat kimia nya)
tetap (masih materi semula). Perubahan fisika ini tidak menghasilkan zat lain.
Contohnya adalah lilin meleleh karena dipanaskan, air
menguap, kayu dibuat menjadi bangku, air berubah menjadi es dan embun yang
memiliki proses reaksi sebagai berikut :
2H2 +
O2 → 2H2O (Keenan, 1999).
Perubahan kimia, yaitu perubahan pada identitas dasar (sifat kimia),
sehingga materinya berbeda dengan materi semula. Perubahan kimia ini
menghasilkan materi lain (materi baru). Contohnya adalah kayu melapuk dan pemanasan NaOH dengan
HCl akan menghasilkan kristal-kristal garam yang memiliki proses :
NaOH
+ HCl → NaCl +H2O
Kemudian contoh lainnya adalah apabila kayu dibakar. Kayu sebelum di bakar
mengandung selulosa tetapi setelah dibakar berubah menjadi arang atau karbon.
Dengan demikian dari proses pembakaran kayu diperoleh zat yang memiliki berbeda
dengan zat sebelumnya.
Perubahan fisika dan perubahan kimia, salah satu
contohnya adalah terbakarnya lilin, perubahan warna sumbu merupakan perubahan
kimia, sedangkan memadatnya lilin kembali merupakan perubahan fisika (Nonimus,
1996).
2.1.1 Sifat Perubahan Fisika dan
Kimia
Sifat fisika (sifat fisik), yaitu sifat yang berhubungan dengan penampilan
fisik yang biasanya dapat diamati dari luar materi secara langsung dengan
indera. Sifat fisik ini tidak menyebabkan terbentuknya zat lain. Yang termasuk
ke dalam sifat fisik antara lain :
1. Wujud Zat
Wujud zat dibedakan atas zat padat, zat cair, dan zat gas. Adapun
sifat-sifat dari ketiga zat tersebut, yaitu :
Tabel 2.1 Wujud zat padat, cair, dan gas
NO.
|
Zat Padat
|
Zat Cair
|
Zat Gas
|
1.
|
Mempunyai
bentuk dan volume tertentu.
|
Bentuk
tergantung wadahnya, dan volume tertentu.
|
Tidak
mempunyai bentuk dan volume tertentu bergantung pada wadahnya.
|
2.
|
Jarak antar
partikel sangat rapat.
|
Jarak antar
partikel agak renggang.
|
Jarak antar
partikel sangat renggang.
|
3.
|
Partikel-partikel
tidak dapat bergerak bebas.
|
Partikel-partikelnya
dapat bergerak bebas.
|
Partikel-partikelnya
dapat bergerak cepat.
|
2. Kekeruhan (Turbidity)
Kekeruhan terjadi pada zat cair. Kekeruhan cairan disebabkan adanya
partikel suspensi yang halus.
3. Kelarutan
Kelarutan suatu zat dalam pelarut tertentu merupakan perubahan fisika.
4. Titik Didih
Titik didih merupakan suhu ketika suatu zat mendidih. Mendidih berbeda
dengan menguap. Mendidih terjadi pada suhu tertentu, yaitu pada titik didih,
sedangkan menguap terjadi pada suhu berapa saja di bawah titik didih. Titik
didih berbagai zat berbeda, bergantung pada struktur dan sifat bahan.
Tabel 2.2
Titik Didih Beberapa Zat Pada Tekanan 1 atm
NO
|
Nama Zat
|
Titik Didih
(0°C)
|
1.
|
Nitrogen (N2)
|
-196
|
2.
|
Oksigen (O2)
|
-183
|
3.
|
Air (H2O)
|
100
|
4.
|
Benzena (C6H6)
|
80,1
|
5.
|
Alkohol atau
etanol (C2H5OH)
|
78,5
|
5. Titik Leleh
Titik leleh merupakan suhu ketika suatu zat padat menjadi cairan. Zat cair
dan zat gas
juga memiliki titik leleh, tetapi perubahannya tidak dapat diamati pada suhu
kamar (25°C).
Tabel 2.3 Titik Leleh Beberapa Zat
NO
|
Nama Zat
|
Titik Leleh
(°C)
|
1.
|
Alkohol atau
etanol (C2H5OH)
|
-117
|
2.
|
Air (H2O)
|
0
|
3.
|
Benzena (C6H6)
|
-5,5
|
4.
|
Nitrogen (N2)
|
-210
|
5.
|
Oksigen (O2)
|
-216
|
Sifat kimia, yaitu sifat khas yang menjadi identitas dasar materi yang
dapat diamati di dalam materi tersebut. Sifat kimia ini berhubungan dengan
perubahan menjadi zat lain (menyebabkan terbentuknya zat lain). Yang termasuk
ke dalam sifat kimia adalah :
1. Mudah terbakar
Saat kita membakar kembang api, maka dengan segera akan terjadi nyala
warna-warni yang indah. Pada peristiwa tersebut telah terjadi perubahan kimia.
Contoh lain yang mudah terbakar adalah fosfor. Fosfor dapat terbakar bila
terkena udara, membentuk senyawa fosfor oksida.
2. Mudah busuk
Jika buah dan sayur di biarkan di udara terbuka, maka lama kelamaan akan
membusuk. Proses pembusukan ini karena adanya mikroorganisme.
3. Korosif
Pengkaratan (korosi) merupakan peristiwa rusaknya logam
oleh pengaruh lingkungan, yaitu adanya oksigen dan kelembapan. Sebelum berkarat
logam memiliki unsur Fe tetapi setelah berkarat berubah menjadi senyawa Fe2O3 (Sukardjo,
1989).
2.1.2 Ciri-ciri Perubahan Kimia
Berlangsungnya perubahan kimia dapat diketahui dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Terbentuknya Gas
Reaksi kimia bersifat unik, pada beberapa reaksi kimia tertentu dapat
membentuk gas. Salah satu contoh perubahan kimia yang menimbulkan pembentukan
gas yaitu saat kita melarutkan serbuk minuman penghilang panas dalam ke dalam
segelas air, maka akan muncul gas saat air dan serbuk tersebut bercampur.
2. Terbentuknya endapan
Pada beberapa reaksi kimia tertentu dapat menghasilkan suatu senyawa yang
berbentuk padatan. Padatan tersebut tidak larut (tidak bercampur secara
homogen) dengan cairan disekitarnya, sehingga disebut sebagai endapan. Salah
satu contoh perubahan kimia yang menimbulkan terbentuknya endapan adalah jika
larutan perak nitrat dengan natrium klorida, maka akan membentuk endapan
berwarna putih. Proses reaksinya sebagai berikut :
AgNO3 +
NaCl → AgCl + NaNO3
3. Terjadinya perubahan warna
Ketika suatu reaksi kimia berlangsung, maka akan terjadi perubahan
komposisi dan terbentuk zat baru, yang mungkin memiliki warna yang berbeda.
Salah satu contoh perubahan kimia yang menimbulkan terjadinya perubahan
warna adalah jika logam besi direaksikan dengan larutan asam klorida akan
menghasilkan gas hidrogen dan larutan besi klorida yang berwarna kekuningan.
Proses reaksinya sebagai berikut :
Fe(s) +
HCl(aq) → FeCl2 (aq) + H2 (g)
4. Terjadinya perubahan suhu
Reaksi kimia disertai perubahan energi. Salah satu bentuk
energi yang sering menyertai reaksi kimia adalah energi panas. Dengan demikian,
terjadinya perubahan kimia akan ditandai dengan perubahan energi panas.
Akibatnya suhu hasil reaksi dapat menjadi lebih tinggi dan dapat menjadi lebih
rendah daripada suhu peraksinya (Brady, 1989).
2.1.3 Ciri-ciri Perubahan Fisika
Berlangsungnya perubahan fisika dapat diketahui dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Tidak terbentuk zat jenis baru
2. Zat yang berubah dapat kembali ke bentuk semula
3. Hanya diketahui perubahan sifat fisika saja yaitu bentuk, ukuran, dan warna
(Nana,
2006)
BAB III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat-Alat
Adapun alat-alat yang digunakan sebagai berikut :
1. Botol semprot 1 buah
2. Evaporating dish atau cawan porselin 1 buah
3. Gelas beaker 1 buah
4. Filler (karet penghisap)
5. Pipet volume atau pipet gondok
6. Tabung reaksi
7. Kaki tiga dan perangkatnya 1 buah
8. Kawat
kasa
9. Rak
tabung reaksi
10. Penjepit
11. Pemanas
spiritus 1 buah
12. Mancis
13. Kaca
arloji 1 buah
14. Penggaris
1 buah
3.1.2 Bahan-Bahan
Adapun bahan-bahan yang
digunakan sebagai berikut :
1. Larutan
HCl 0,1M 3 ml
2. Larutan NaOH 0,1M 3 ml
3. Air
murni/ aquades 15 ml
4. Lilin
putih 1 batang
3.2 Cara Kerja
1. Perubahan Fisika
Dimasukkan air murni ke dalam gelas beaker sebanyak 15
ml, lalu dipanaskan di atas tungku kaki tiga dengan pemanas spiritus. Kemudian
gelas beaker di tutup dengan kaca arloji yang di atasnya telah diisi air. Dan
ditunggu sampai air yang ada di dalam gelas beaker mendidih. Setelah itu
diamati juga sebaik-baiknya perubahan-perubahan lain yang terjadi.
2. Perubahan Kimia
HCl 0,1 M sebanyak 3ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi
menggunakan pipet volume, kemudian ditambahkan NaOH 0,1M sebanyak 3 ml ke dalam
tabung reaksi yang sama. Lalu larutan yang sudah direaksikan tadi dimasukkan ke
dalam cawan penguap dan dipanaskan di atas tungku kaki tiga dengan pemanas
spiritus. Di tunggu sampai semua airnya menguap. Dan di amati kristal apa yang
terbentuk pada cawan penguap.
3. Perubahan Kimia dan Perubahan Fisika
Langkah awal ialah di ukur dahulu panjang lilin, panjang
sumbu, warna sumbu, warna lilin, bentuk lilin, bentuk sumbu dan letak sumbu.
Langkah kedua, dinyalakan api lilin selama 5 menit, dan diamati serta di catat
tinggi nyala, bentuk nyala, warna nyala, tinggi sumbu, bentuk lilin, dan apakah
nyala api berjelaga atau tidak. Langkah terahir, nyala api di tiup hingga
padam, kemudian di catat kembali tinggi sumbu, warna sumbu, tinggi lilin, dan
warna lilin.
DAFTAR
PUSTAKA
James, Brady E. 1989. Kimia
Universitas. Edisi: 5. Jakarta: Erlangga.
Keenan Kleinfelter, Wood. A.
1999. Kimia Untuk Universitas. Edisi : 6. Jakarta: Erlangga.
Nonimus Petrucci, Raleh H.
1996. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.
Sukardjo. 1989. Kimia
Fisika. Jakarta: PT Rineke Cipta.
Sutresna Nana. 2006. Kimia.
Bandung: Grafindo Media Pratama.
Berikut ini juga saya lampirkan beberapa laporan lainnya yang mungkin akan bermanfaat bagi anda semua.
Laporan KIMIA DASAR lainnya :
- Membuat Larutan Standar
- Hukum - Hukum Dasar Ilmu Kimia
- Indikator Asam Basa
- Kecepatan Reaksi
Laporan Kimia Organik :
Laporan Kimia Analisa :
- Termokimia
- Analisa Oksidimetri dan Reduktometri
- Analisa dengan Peralatan Instrument
- Indikator Asam Basa
- Analisa Konsentrasi
Laporan Fisika Dasar :
Laporan Kimia Fisika :
Berikut ini juga saya lampirkan beberapa laporan lainnya yang mungkin akan bermanfaat bagi anda semua.
Laporan KIMIA DASAR lainnya :
- Membuat Larutan Standar
- Hukum - Hukum Dasar Ilmu Kimia
- Indikator Asam Basa
- Kecepatan Reaksi
Laporan Kimia Organik :
Laporan Kimia Analisa :
- Termokimia
- Analisa Oksidimetri dan Reduktometri
- Analisa dengan Peralatan Instrument
- Indikator Asam Basa
- Analisa Konsentrasi
Laporan Fisika Dasar :
Laporan Kimia Fisika :
0 comments:
Post a Comment