BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Indikator Asam Basa
Untuk mengetahui suatu larutan adalah asam atau
basa, terlebih dahulu harus memiliki indikator asam basa. Indikator asam basa
itu sendiri adalah suatu senyawa organik yang dipakai untuk mengetahui titik
akhir tittrasi asam basa, indikator ini sensitif dengan perubahan pH dalam
larutan. Jadi pada kisaran pH tertentu indikator ini mengalami perubahan baik
dalam warna ataupun skala. Indikator asam basa itu sendiri dibedakan menjadi 2,
yaitu alami dan buatan.
Indikator alami berasal dari bahan organik.
Indikator alami hanya bisa menunjukkan apakah zat tersebut bersifat asam atau
basa, tetapi tidak menunjukkan nilai pH nya. Perubahan warna indikator alami
tergantung pada warna jenis tanamannya. Contohnya: ekstrak kembang sepatu,
ekstrak bunga mawar, kunyit, dan lain-lain.
Indikator buatan dalah indikator yang sudah
dibuat di laboratorium atau di pabrik bahan kimia, kita tinggal menggunakannya.
Untuk mengidentifikasi sifat asam, basa, dan garam biasanyadigunakan kertas
lakmus. Kertas lakmus terdiri dari kertas lakmus merah dan lakmus biru.
Indikator asam basa buatan lainnya adalah indikator universal, fenolpthalein,
metil jingga, metil merah, bromtimol biru, dan pH meter (Muchtaridi, 2007).
Kertas lakmus merah dan biru biasanya hanya
digunakan untuk menguji sifat asam dan basa saja. Kertas lakmus merah di dalam
larutan asam akan tetap merah, di dalam larutan basa akan berwarna biru. Kertas
lakmus biru di dalam larutan basa akan berwarna biru, di dalam larutan asam
akan berwarna merah.
Indikator universal ada yang berbentuk
kertas, batangan atau stik, dan berwujud cair. Indikator ini selain untuk
menentukan sifat asam basa juga dapat digunakan untuk menentukan derajat
keasaman atau pH larutan. Indikator universal kertas berwarna kuning jika dicelupkan ke
dalam asam akan berubah menjadi warna merah atau jingga, jika dicelupkan ke
dalam basa akan berubah menjadi biru atau ungu. Indikator universal stick penggunaannya hampir sama dengan indikator universal kertas, indikator
ini tinggal dicelupkan pada larutan yang akan diuji, kemudian bandingkan warna
yang muncul dengan warna standar yang ada pada kotaknya dan ada pada pH nya.
Indikator universal cair penggunaanya hampir
sama dengan indikator universal kertas, indikator ini tinggal diteteskan pada
larutan yang akan diuji kemudian dibandingkan dengan pita warna indikator.
Indikator asam basa lainnya biasanya tersedia dalam bentuk serbuk, kita tinggal
melarutkan ke dalam alkohol. Contohnya: metil merah, metil jingga, bromtimol
biru, dan fenolpthalein. Selain itu, ada juga pH meter yang merupakan indikator
asam basa yang dapat menetukan derajat keasaman suatu larutan dengan
menampilkan nilai pH secara langsung dengan ketelitian tinggi. pH meter ini
berkerja berdasarkan prinsip elekrolit atau konduktivitas suatu larutan (E.
Winarni, 2007).
2.2
Pengertian Asam Basa
Asam dan basa merupakan zat kimia yang
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Istilah asam berasal dari bahasa
Latin “Acetum” yang berarti cuka. Karena diketahui zat utama dalam cuka adalah asam asetat. Secara
umum, asam yaitu zat yang berasa asam. Sedangkan basa (alkali) berasal dari
bahasa Arab yang berarti abu. Secara umum basa yaitu zat yang berasa pahit dan bersifat
kaustik. Definisi umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion
hydronium ketika dilarutkan dalam air. Basa adalah lawan dari asam yaitu
ditujukan untuk unsur atau senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kaustik ialah istilah yang
kuat untuk digunakan pada basa kuat. Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan
basa lemah. Kekuatan basa sangat bergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan
ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut (Priscilla, 2006).
2.3 Penggunaan
Indikator Asam Basa
Larutan akan dicari tingkat keasamannya dengan diberi suatu asam basa yang sesuai, kemudian dilakukan suatu
titrasi. Perubahan pH dapat diketahui dari perubahan warna larutan yang berisi
indikator. Perubahan warna ini sesuai dengan kisaran pH yang sesuai dengan jenis
indikator.
Dibawah ini beberapa indikator yang sering digunakan. Indikator
dapat bekerja pada larutan, maupun alkohol sesuai dengan sifat inilah contoh
indikator untuk mengetahui PH.
1.
Bromtimol biru
2.
Pentametoksi merah
3.
Metyl kuning
4. Metyl orange
2.4 Indikator Asam Basa Alami
Senyawa
alam yang banyak digunakan sebagai indikator asam basa alami. Beberapa tumbuhan
yang bisa dijadikan sebagai bahan pembuatan indikator asam basa alami adalah
kubis ungu, sirih, kunyit dan (bunga yang mempunyai warna). Cara pembuatan
indiator alami adalah:
1.
Menumbuk bagian bunga yang berwarna
pada mortar.
2.
Menambahkan sedikit akuades pada
hasil tumbukan sehingga didapatkan ekstrak cair.
3.
Ekstrak diambil dengan pipet tetes
dan diteteskan dalam keramik
4. Menguji daengn meneteskan larutan
asam atau basa pada ekstrak, sehingga kstrak dapat berubah warna.
2.5 Identifikasi dengan Kertas Lakmus
Warna
kertas lakmus dalam asam, larutan basa dan larutan bersifat netral berbeda. Ada
dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari
masing-masing kertas lakmus berbeda yakni sebagai berikut:
1.
Lakmus merah dalam larutan asam
berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru.
2.
Lakmus biru dalm larutan basa berwarna biru dan dalam larutan
asam berna merah.
3.
Lakmus biru maupun lakmus merah
dalam larutan netral tidak berubah warnanya.
2.6 Identifikasi
Larutan Asam dan Basa Menggunakan Indikator Alami
Cara
lain mengidentifikasi asam dan basa dalam suatu zat dapat menggunakan indikator
alami. Sebagai contoh ambillah kulit manggis, tumbuk sampai halus dan campurkan dengan sedikit air.
Warna kulit manggis adalah ungu dalam keadan netral. Jika ekstrak kulit manggis
dibagi dua dan masing-masing diteteskan larutan asam dan basa, maka dalam
larutan asam terjadi perubahan warna dari ungu menjadi coklat kemerahan.
Larutan basa yang diteteskan ekstrak kulit manggis akan berubah warnanya dari
ungu menjadi kehitaman (wakasyah, 2012).
2.7 Teori Indikator
Analisis memanfaatkan perubahan
besar dalam pH yang terjadi dalam titrasi untuk menetapkan kapan titik
kesetaraan itu tercapai. Terdapat banyak asam dan organik lemah yang bentuk ion
dan bentuk asosiasinya menunjukkan warna yang berlainan. Molekul–molekul
semacam itu dapat digunakan untuk menetapkan kapan titik titrasi indikator
akhir atau disebut visual indikator.
Suatu contoh sederhana adalah p-nitrofenol,
yang merupakan asam lemah, bentuk tak terdisosiasinya tak berwarna, namun
anionnya yang mempunyai sistem ikatan rangkap tunggal selang-seling (Konjugation System) yang berwarna
kuning. Molekul atau ion yangmemiliki sistem konjugasi semacam itu menyerap
cahaya yang lebih panjang. Panjang gelombangnya lebih panjang dari pada molekul–molekul
yang tak memiliki sistem konjugasi. Cahaya yang diserap sering kali tampak
didalam spektrum karena molekul atau ion itu berwarna.
Indikator fenolftalein yang kita
kenal adalah asam dwi protik dan tak berwarna, mula–mula zat ini berdisosiasi
menjadi suatu bentuk tak berwarna dan kemudian ketika kehilangan proton kedua
menjadi ion dengan sistem konjugasi maka timbullah warna merah (R.A Day. 1992).
BAB
III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
3.1 Alat
dan Bahan
3.1.1 Alat – Alat
1. Tabung reaksi 4 buah
2. Pipet tetes 1 buah
3. Kertas lakmus secukupnya
3.1.2 Bahan
1. Larutan HCl 0,1 M
2. Larutan NaOH 0,1 M
3. Larutan CH3COOH 0,1 M
4. Indikator PP, metil biru, dan metil
orange
3.2
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan sebagai berikut:
1. 4 buah tabung reaksi
masing–masing di isi dengan 2 ml larutan H2O, HCl, NaOH dan CH3COOH.
2. Masing–masing
tabung dicelupkan kertas pH (lakmus merah dan biru).
3. 2
tetes indikator tadi di masukkan kedalam empat tabung reaksi tadi.
4. Larutan
yang telah di tetes indikator di diamkan selama beberapa saat.
DAFTAR PUSTAKA
Day, RA. 1998. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Bird, Tony. 1987. Kimia Analisa Untuk Universitas. Jakarta: Gramedia.
Brady E, James. 1995. Kimia Universitas. Jakarta: Bina Aksara.
L. Underwood, J.R Day R. A. A. 1998. Analisis
Kimia Kuantitatif, edisi ke enam,
Jakarta: Erlangga.
Pettruci. 1992. Kimia Dasar. Bandung: Erlangga.
LAMPIRAN B
TUGAS DAN PERTANYAAN
1.
Tuliskan rumus molekul dari
indikator di atas ?
Jawab: Fenolpthalein = C20H14O4
Metyl Red = C15H15N3O2
Metyl Blue = C37H27Na2O9S3
Metyl Orange = C14H14N3NaO3S
2.
Di alam ada indikator alam yang
belum diekstrak, sebutkan 2 buah contohnya?
Jawab: Mahkota bunga-bunga berwarna, wortel
dan kunyit.
0 comments:
Post a Comment