BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian
pH Meter
Potensimetri secara langsung adalah pengukuran pH dari
suatu larutan. pH di defenisikan oleh Sorensen 1909 sebagai logaritma negatif
dari konsentrasi ion Hidrogen. Dalam thermodinamika pH adalah sebanding dengan
usaha yang diperlukan untuk memindahkan ion hidrogen secara reversible dari
larutan yang di periksa ke larutan dengan aktifitas ion hidrogen satu. pH
larutan adalah harga negatif logaritma konsentrasi ion H+, pOH
adalah harga negatif logaritma konsentrasi ion OH-.
pH = - Log (H+)
............................................................... (2.1)
pOH =
-Log (OH-)............................................................... (2.2)
2.2 Menghitung
pH
air
Dalam 1 liter air minum terdapat ion H+ masing-masing sebanyak 10-7 mol.
Air merupakan larutan atau zat yang bersifat neral.
(H+)
+ (OH-) = 10-7............................................................... (2.3)
Hasil
kali (H+) dan (OH-) dalam air selalu konstan dan disebut
tetapan air (Kw)
(Kw) =
(H+) (OH-) = 1014...................................................... (2.4)
Dimana,
pH larutan netral yaitu 7, sedangkan larutan yang bersifat asam memiliki pH
<7, dan larutan bersifat basa memiliki pH>7.
2.3 Larutan
Asam Kuat
Disebut asam kuat karena zat terlarut dalam larutan ini
terionisasi seluruhnya (α=1). Untuk menyatakan derajat keasaman dengan melihat
valensinya.
Rumus
:
[H+] =
x. [HA].................................................................... (2.5)
pH = - Log (H+)................................................................ (2.6)
karena
basa kuat dalam air terionisasi sempurna, maka konsentrasi H+ dengan
mudah dapat dicari.
[H+] = a.
M.......................................................................... (2.7)
Dimana:
A = jumlah H+
M =
konsentrasi asam yang dilarutkan.
Contoh
:
Hitunglah
pH larutan air 100 ml dari larutan HCl 0,01 M
Jawab :
HCl → H+ + Cl-.................................................................... (2.8)
[H+] =
x. [HA]
= 1 x 0.01 M
=10-2
M
pH = - Log
10-2
pH = 2
2.4 pH Larutan Basa Kuat
Basa kuat adalah jenis senyawa sederhana yang dapat mendeprotonasi asam
sangat lemah didalam reaksi asam basa. Contohnya paling umum dari basa kuat
adalah Hidroksida dari logam alkali dan alkali tanah, seperti NaOH dan Ca(OH)2.
Contoh-contoh basa kuat yaitu KOH, Ba(OH)2. Ca(OH)2. Mg(OH)2.
dan lain-lain.
Beberapa basa kuat seperti kalsium hidroksida sangat
tidak larut dalam air. Hal ini bukan suatu masalah, kalsium hidroksida tetap
terionisasi 100 % menjadi ion kalsium dan ion hidroksida.
Contohnya untuk menentukan pH 0,500 mol larutan natrium
hidroksida, karena natrium hidroksida beersifat ionik, tiap mol natrium
hidroksida menghasilan jumlah ion hidroksida yang sama dalam larutan.
[OH-] = 0,500 mol dm-3
Sekarang dapat menggunakan nilai Kw dalam suatu larutan,
biasanya menggunakan 1,00 x 10-14 mol2 dm-6
[H+] x 0,500 = 1.00 x 10-14
Setelah
didapatkan nilai H+ , dan kemudian diubah menjadi pH akan diperoleh
nilai pH 13,7.
2.5 pH Larutan Asam Lemah
Asam lemah adalah asam yang tidak terionisasi seluruhnya
dalam larutan. Misalnya jika sebuah asam dilambangkan dengan HA, maka dalam
larutan masih terdapat sejumlah besar HA yang belum terionisasi dalam air. Asam
lemah terionisasi sebagai berikut:
HA(aq) ↔ H+(aq) + A-(aq).......................................................... (2.9)
Kesetimbangan konsentrasi dari reaktan dan produk dihubungkan
melalui persamaan konstanta keasaman, Ka.
Ka=
................................................................................. (2.10)
Semakin
besar nilai Ka maka semakin besar pembentukan H+, sehingga pH larutan semakin kecil. Nilai
Ka asam lemah berkisar antara 1.8x10-16, merupakan asam yang lebih
dari pada air, sehingga bersifat basa, sedangkan asam dengan Ka diatas 5,5 adalah asam kuat yang hampir
terdisosiasi sempurna saat dilarutkan dalam air.
Sebagian besar asam adalah asam lemah. Asam-asam organik adalah anggota
terbesar dari asam lemah, asam lemah banyak digunakan dalam rumah tangga,
seperti asam cuka dan asam sitrat dalam jeruk nipis.
2.6 pH Larutan
Basa Lemah
Basa lemah yaitu larutan basa yang tidak terionisasi seluruhnya menjadi ion
hidroksida dalam larutan. Amonia adalah salah satu basa lemah, karena amonia
tidak mengandung ion hidroksida, tetapi amonia bereaksi dengan air untuk
menghasilkan ion amonium dan ion hidroksida. Akan tetapi, reaksi berlangsung
reversible dan pada saat sekitar 99% amonia tetap ada sebagai molekul amonia.
Hanya sekitar 1% yang menghasilkan ion hidroksida. Contoh-contoh basa lemah
yaitu NH3, Fe(OH)2, NH2OH, Al(OH)3, NH4OH
dan lain-lain (Achmad Hiskia, 2004).
Potensimetri secara langsung adalah pengukuran pH dari suatu larutan.
Mengkalibrasi serangkaian kegiatan yang membentuk hubugan antara nilai lain
yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang
diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui dengan
berkaitan dan besaran yang diukur dalam kondisi tertentu.
Jika asam lemah harga Ka nya yaitu:
(H+)
= α.M atau (H+) =
........................................... (2.11)
Bila asam lemah bervalensi satu memiliki
(H+), berlaku rumus:
(H+)
=α.M atau (H+) =
................................................... (2.12)
Satu-satunya basa lemah
yang dapat larut dalam air adalah NH4OH, yang mana hanya memiliki 1 molekul OH
(OH-)=α.M atau (OH-)
=
................................................ (2.13)
(Team
jurusan teknik kimia,2013)
2.7 Spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu sampel larutan pada panjang
gelombang spesifik dengan menggunakan monokromatis prisma atau kisi difraksi
dengan detektor (Underwood, 1994).
Spektrofotometer adalah alau untuk mengukur transmitrasi atau absorbansi
suatu fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuranya digunakan
spektrofotometer, dengan metode spektrofotometri (Basset, 1994).
Spektrofotometer dapat dianggap sebagai perluasan suatu
pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbansi energi.
Absorbansi radiasi oleh suatu sampel dapat diukur pada berbagai panjang
gelombang dan dialirkan oleh suatu perekam untuk menghasilkan spektrum tertentu
yang khas untuk komponen yang berbeda. (Khopkar, 2003).
A = log (I0/It) = abc.............................................................. (2.14)
Keterangan:
I0 = Intensitas
Sinar Datang
It = Intensitas
Sinar Diteruskan
a = Absorptivitas
b = Panjang Sel/Kuvet
c = Konsentrasi (gr/l)
A = Absorbansi
Spektrofotometer
merupakan bagian dari fotometri
dan dapat dibedakan dari filter fotometri sebagai berikut:
1.
Daerah jangkauan spektrum
Filter fotometri hanya
dapat digunakan untuk mengukur serapan sinar tampak (400-750 nm). Sedangkan
spektrofotometer dapat mengukur serapan di daerah
tampak UV (200-380 nm)
maupun IR (>750 nm).
2.
Sumber nilai
Sesuai dengan daerah
jangkauan spektrumnya maka spektrofotometer menggunakan sumber sinar yang
berbeda pada masing-masing daerah (sinar tampak,UV, IR). Sedangkan sumber nilai
filter fotometer hanya untuk daerah tampak.
3.
Monokromator
Filter fotometer
menggunakan filter sebagai monokromator, tetapi pada spektrofotometer digunakan kisi atau prisma yang daya
resolusinya lebih baik.
4.
Detektor
Filter
fotometer menggunakan detektor fotosel
dan spektrofotometer
menggunakan tabung penggandaan foton atau fototube.
Sinar yang melewati suatu larutan akan terserap oleh
senyawa-senyawa dalam larutan tersebut. Intensitas sinar yang diserap
tergantung pada jenis senyawa yang ada, konsentrasi dan tebal atau panjang
larutan tersebut. Makin tinggi konsentrasi suatu senyawa dalam larutan, makin
banyak pula sinar yang diserap.
2.8 Keuntungan
Spektrofotometri
Keuntungan dalam spektrofotometer untuk keperluan analisis kuantitatif
yaitu:
1.
Dapat
digunakan secara langsung
2.
Memiliki
kepekaan yang tinggi
3.
Kelektifannya
cukup tinggi
4.
Tingkat
ketelitiannya cukup tinggi
Bagian-Bangian dalam Spektrofotometer:
1.
Sumber
sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis dengan berbagai
macam rentang panjang gelombang.
2.
Monokromator
berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu mengubah cahaya yang
berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya yang berasal dari sumber
sinar polikromatis menjadi cahaya monokromatis. Jenis monokromator yang saat
ini banyak digunakan adalah grating atau lensa prisma dan filter optik.
3.
Sel
sampel berfungsi untuk tempat meletakkan sampel
4.
Detektor
berfungsi untuk menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahnya
menjadi arus listrik
5.
Readout
adalah suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat listrik yang berasal
dari detektor.
2.9 Proses
Absorpsi Cahaya pada Spektrofotometri
Ketika cahaya dengan panjang gelombang tertentu berbagi
panjang gelombang (cahaya polikromatis) mengenai suatu zat, maka cahaya dengan
panjang gelombang tertentu saja yang akan diserap. Di dalam suatu molekul yang
memegang peranan penting adalah elektron valensi dari setiap atom yang ada
hingga terbentuknya suatu materi. Elektron yang dimiliki oleh suatu molekul
dapat berpindah (eksitasi), berputar (rotasi), dan bergetar (vibrasi) jika
dikenal suatu energi.
Faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam
menggunakan spektrofotometer dalam mengukur konsentrasi suatu analit yaitu:
1.
Adanya
serapan oleh pelarut, hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blanko, yaitu
larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk
warna.
2.
Serapan
oleh kuvet, kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa , namun kuvet
yang berbahan kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
3.
Kesalahan
fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi yang sangat rendah atau
sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai
dengan kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui pengenceran atau
pemekatan).
2.10
Hukum Lambert-Beer
Berdasarkan hukum Lambert-Beer, rumus yang digunakan
untuk menghitung banyaknya cahaya yang dihamburkan adalah:
A=
- log
.................................................................................... (2.15)
Secara eksperimen hukum Lambert-Beer akan terpenuhi apabila
peralatan yang digunakan memenuhi kriteria-kriteria berikut:
1.
Sinar
yang menarik masuk atau sinar yang mengenai sel sampel berupa sinar dengan
panjang gelombang tunggal (monokromatis).
2.
Penyerapan
sinar oleh suatu molekul yang ada di dalam larutan tidak dipengaruhi oleh
molekul yang lain yang ada bersama dalam satu larutan.
3.
Penyerapan
terjadi di dalam volume larutan yang luas penampang (tebal kuvet) yang sama.
4.
Penyerapan
tidak menghasilkan pemancar sinar. Artinya larutan yang diukur harus
benar-benar jernih agar tidak terjadi hambatan atau hamburan cahaya oleh
partikel-partikel koloid atau suspensi yang ada didalam larutan.
5.
Konsentrasi
analit rendah, karena adabila konsentrasi tinggi akan mengganggu kelinearan
grafik absorbansi konsentrasi.
2.11
Menentukan Konsentrasi Sampel dengan Cara Kurva Kalibrasi
Konsentrasi sampel dalam suatu larutan dapat ditentukam
dengan rumus yang diturunkan dari hukum Lambert-Beer (A=a.b.c atau A= ε, b.c), namun
ada cara lain yang dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu spesi
yang ada dalam suatu larutan yang dilakukan dengan cara kurva kalibrasi. Cara
ini sebenarnya masih tetap bertumpu pada hukum Lambert-Beer yakni absorbansi
berbanding lurus dengan konsentrasi.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam penentuan konsentrasi
suatu zat dengan kurva kalibrasi:
1.
Matching Kurva
Matching kurva yaitu mencari dua buah kurva yang memiliki
absorbansi atau transmitansi hampir sama.
2.
Membuat
Larutan Standar dengan Berbagai Konsentrasi.
Larutan standar yaitu larutan yang konsentrasinya telah
diketahui secara pasti. Konsentrasi larutan standar dibuat dari yang lebih
kecil sampai lebih besar dari konsentrasi analit yang diperlukan.
3.
Diambil
salah satu larutan standar, kemudian diukur panjang gelombangnya. Panjang
gelombang yang menghasilkan nilai absorbansi paling besar atau paling tinggi
disebut panjang gelombang maksimum (lmaks).
4.
Diukur
absorbansi semua larutan standar yang telah dibuat pada panjang gelombang
maksimum.
5.
Dicatat
semua absorbansi yang dihasilkan larutan, kemudian dialurkan pada grafik
absorbansi dan konentrasi sehingga diperoleh suatu kurva yang disebut kurva
kalibrasi.
6.
Diukur
absorbansi larutan yang belum diketahui konsentrasinya. Setelah diperoleh
absorbansinya, masukkan nilai tersebut pada grafik yang diperoleh pada langkah
5
7.
Setelah
diperoleh persamaan, absorbansi sampel yang diperoleh dimasukkan sebagai nilai
y sehingga diperoleh nilai x. Nilai x yang telah diperoleh merupakan
konsentrasi sampel yang dihasilkan.
BAB
III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
3.1
Alat dan Bahan
3.1.1 Alat-Alat
A.
pH
Meter
1.
pH meter
2.
Beaker
gelas 50 ml 5 buah
3.
Erlenmayer
4.
Labu
ukur
5.
Timbangan
digital
6.
Pipet
tetes
B.
Spektrofotometer
1.
Labu ukur 100 ml 1 buah
2.
Labu ukur 1000 ml 1 buah
3.
Beaker gelas 50 ml 1 buah
4.
Bola penghisap 1 buah
5.
Pipet ukur 1 buah
3.1.2
Bahan
yang digunakan
A.
pH
Meter
1.
Air
jeruk
2.
Air limbah
3.
Air
laut
4.
Sprite
5.
Fanta
B.
Spektrofotometer
1.
FeCl2
2.
Aquadest
3.2 Prosedur
Kerja
A. pH meter
1.
Dirangkai
peralatan pH meter berdasarkan buku panduan pH meter.
2.
Dimasukkan larutan sampel dalam beaker gelas, kemudian diteliti berapa pH larutan sampel. Kemudian dicatat hasilnya.
3.
Dilakukan seperti nomor 2 pada, larutan yang lain.
B. Spektrofotometer
1.
Nol mekanis: waktu mesin masih mati,
petunjuk khusus pada absorbansi dan transmitansi 0%, kalau tidak dapat
disesuaikan melalui sekrup kecil dibawah skala bacaan, ada juga yang tidak
memerlukan pengaturan nol mekanis.
2.
Nol absorbansi: setelah mesin dihidupkan
tunggu 15 menit agar mesin stabil, sel berisi blanko yang terdiri dari air
suling, untuk jenis analisa tertentu, blanko juga memerlukan reagen, seperti
analisa Fe, blanko dimasukkan dalam kamar sel dan angka absorbansi dinolkan
atau transmitansi distel pada 100%.
3.
Absorbansi maksimum (nol transmitansi),
absorbansi harus disesuaikan pada angkanya maksimum (atau transmitansi pada 0%)
yaitu bila jalur sinar tertutup, misalkan dengan pintu tutup otomatis (yaitu
tertutup jika tidak ada sel di kamarnya).
4.
Disiapkan peralatan spektrofotometer.
5.
Dibuat larutan dan dilakukan kalibarsi
untuk mendapatkan nilai absorbansi pada sampel blank 20,40,60, 80,
dan 100 ppm.
6.
Dihitung absorbansi untuk sampel K2CrO4.
7.
Dibuat
grafik kalibrasi
8.
Dimasukkan sampel yang lain dan dihitung
konsentrasi sampel berdasarkan kurva kalibrasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Achmad, Hiskia. 2004.
Kimia Larutan. Bandung: Citra Aditya
Bakti
Basset,J. 1994.
Kimia Analisa Kuntitatif Anorganik. Jakarta:
EGC
Khopkhar,S.M. 2003.
Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas
Indonesia
Pettruci. 1992. Kimia
Dasar. Bandung: Erlangga
Underwood,A.L, dan R.A. Day. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta:
Erlangga
LAMPIRAN
B
PERHITUNGAN
1.
Analisa Fe Secara Spektrofotometer
900m
V1=
=
2. 700 ppm
V1 =
=
3.
500
ppm
V1=
=
4.
300
ppm
V1=
=
5.
100 ppm
V1=
=
LAMPIRAN C
TUGAS
DAN PERTANYAAN
1.
Jelaskan pengertian asam dan basa?
2.
Buat contoh larutan asam lemah dan basa
lemah?
3.
Buat contoh larutan basa kuat dan asam
kuat?
4.
Jelaskan pengertian larutan buffer ?
5.
Jelaskan
pengertian panjang gelombang
6.
Jelaskan
pengertian absorpsi
7.
Contoh
penggunaan alat spektrofotometer dalam kimia organik
8.
Berikan
contoh panjang gelombang zat kimia.
Jawaban
1.
Asam adalah larutan yang mempunyai nilai
pH < 7, sedangkan basa adalah larutan yang mempunyai nilai pH > 7.
2.
Asam lemah Basa lemah
-
CH3COOH - NH3
-
H2CO3 -
Fe(OH)2
-
HN3 - NH2OH
-
HCN -
Al(OH)3
3.
Basa kuat Asam
kuat
-
LiOH -
HCl
-
NaOH -
HNO3
-
KOH -
H2SO4
-
Ca(OH)2 - HBr
4.
Larutan buffer adalah larutan yang
digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah
selama reaksi kimia berlangsung.
5.
Panjang
gelombang yaitu jarak antara satuan berulang dari panjang gelombang.
6.
Absorpsi
yaitu pemisahan bahan dari suatu campuran
gas dengan cara mengikat bahan tersebut pada permukaan absorben cair
yang diikuti dengan pelarut.
7.
Contoh
penggunaan alat spektrofotometri dalam kimia organik yaitu, penerapan kadar
Natrium Diklofenat tablet dalam industri obat-obatan.
8.
Contoh
panjang gelombang zat kimia, panjang gelombang fenol yaitu ± 260,0 nm.
LAMPIRAN
D
GAMBAR
ALAT
Gelas
Beaker Labu
Ukur
Bola Penghisap Pipet
Volume
pH meter
0 comments:
Post a Comment