LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR INDIKATOR ASAM BASA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Menurut definisi klasik yang dirumuskan oleh Arrhenius asam (acid) adalah zat yang dapat menghasilkan H+ dalam larutan HClO4 dan HNO3 yang terionisasi seluruhnya didalam air masing-masing menjadi H+ dan CLO4- dan H+ dan NO3. Pada semua konsentrasi dibawah 1 M disebut asamkuat (strong acid) HC2H3O2, asam asetat, dan HNO2, asam nitrit hanya terionisasi sebagian menjadi H+ dan C2H3O2 dan menjadi H+ dan NO2- dalam kosentrasi yang berkisar antara encer tak terhingga sampai 1 M, dan zat demikian disebut asam lemah (weak acid). Disosiasi asam lemah bersifat reversibel dalam larutan air dan dapat dinyatakan dengan suatu tetapan keseimbangan (equilibrium constan), yang biasanya ditandai dengan Ka. Jadi
HC2H3O3         H+ + C2H3O2-                         
            Demikian pula basa (base) ialah zat yag dapat menghasilkan OH-. NaOH suatu basa kuat (strong base) terionisasi seluruhnya di dalam air menjadi Na+ dan OH-. Bahkan hidroksida yang relatif tak larut, seperti Ca(OH)2 memberikan larutan (dalam batas-batas kelarutannya) yang terionisasi seluruhnya. Basa lemah (weak base) seperti NH4OH yang dalam larutan air hanya menghasilkan sebagianOH- dapat dicirikan dengan tatapan keseimbangan yang biasanya ditandai dengan Kb.
NH4OH           NH4+ + OH-               
( Rosenberg, 1989 )
            Menurut konsep Bronsted Lowry mengenai asam basa yaitu asam adalah zat yang dapat memberikan ion hidrogen yang bermuatan positif atau proton (H+). Contohnya HCl dan HNO3, sedangkan basa didefenisikan sebagai suatu zat yang dapat menerima proton (H+). Contohnya OH- dan NH3 ( Fessenden, 1986 ).
            Dalam pengkategorian asam dan basa menurut konsep Lewis kita menggunakan gambaran yang lebih umum lagi. Menurut pandangan ini, asam ialah struktur yang mempunyai afinitas terhadap pasangan elektron yang diberikan oleh basa, dimana basa didefinisikan sebagai zat yang mempunyai pasangan elektron yang belum mendapat pemilikan bersama.
            Contoh asam-asam ini mencakup proton yang dapat bereaksi dengan pasangan elektron yang belum mendapat pemilikan bersama, seperti H2O, OH- dan C2H3O2-. Disamping itu asam-asam itu mencakup juga ion-ion logam transisi yang dapat bereaksi dengan logam (basa) membentuk zat-zat yang kompleks dan kekurangan elektron seperti BF3 yang dapat bereaksi dengan basa seperti NH3 membentuk


( Rosenberg, 1989 )
            Hubungan antara teori Bronsted Lowry dan teori Archenius adalah teori Bronsted Lowry tidak berlawanan dengan teori Archenius. Teori Bronsted Lowry merupakan perluasan teori Archenius. Ion hidroksida tetap berlaku sebagai basa karena ion hidroksida menerima ion hidrogen dari asam dan membentuk air. Asam menghasilkan ion hidrogen dalam dalam larutan karena asam bereaksi dengan molekul air.
            Ketika gas hidrogen klorida dilarutkan dalam air untuk menghasilkan asam hidroksida, molekul hidrogen klorida memberikan sebuah proton (sebuah ion hidrogen) ke molekul air. Ikatan koordinasi (kovalen aktif) terbentuk antara satu pasangan mandiri pada oksigen dan hidrogen dari HCl. Menghasilkan ion hidroksonium, H3O+. Ketika asam yang terdapat dalam larutan bereaksi dengan basa, yang berfungsi sebagai asam sebenarnya adalah ion hidroksonium. Sebagai contoh, proton ditransferkan dari ion hidroksonium ke ion hidroksida untuk mendapatkan air (Anonim, 2010).
            Indikator adalah pasangan asam basa konjugasi yang terdapat dalam konsentrasi molar kecil sehingga tidak memperngaruhi pH larutan keseluruhan. Disamping itu, bentuk asam dan bentuk basanya mempunyai warna yang berbeda yang disebabkan oleh resonansi isomer elektron (Rosenberg, 1989).
            Ada asam-asam dan basa-basa tertentu yang warnanya berubah pada suatu interval pH tertentu. Zat-zat demikian disebut indikator asam basa. Di bawah ini pH tertentu zat ini menunjukkan suatu warna dan di atas interval pH tertentu menunjukkan warna yang berbeda. Metyl orange mempunyai warna merah di bawah pH 3,0 dan mempunya warna kuning di atas pH 4,2. Fenolptalein tidak berwarna di bawah pH 8,5 dan berwarna merah di atas pH 10,0. Antara kedua pH tersebut terdapat warna antara trayek perubahan warna indikator ini berkisar dua satuan pH (Sukardjo, 1984).

            Beberapa indikator asam basa
Indikator
Perubahan warna
Rentang pH
Metil orange
Merah - kuning
3,1 – 4,4
Metil merah
Merah - kuning
4,2 – 6,2
Lakmus
Merah - biru
5,0 – 8,0
Metil ungu
Ungu - hijau
4,8 – 5,4
Fenolptalein
Tak berwarna - merah
8,0 – 9,4
(Underwood, 1999)
            Indikator asam basa paling sedikit mempunyai dua bentuk struktur, yang masing masing mempunyai warna aborpsi yang berbeda. Perubahan bentuk satu ke bentuk yang lain, merupakan reaksi setimbang dan dipengaruhi oleh konsentrasi ion H+ dalam larutan. Para nitrofenol dalam larutan asam tidak berwarna, dalam basa berwarna kuning. Indikator seperti ini disebut indikator berwarna satu. Contoh lain ialah fenolptalein, yang dalam asam tidak berwarna dan dalam basa berwarna merah.

            Para nitrofenol padat tidak berwarna, zat ini dalam larutan setimbang dengan bentuk ionogen yang sebagian besar terion. Dalam larutan basa diperoleh bentuk (III) yang berwarna kuning dan dalam asam diperoleh bentuk (I) yang tidak berwarna ( Sukardjo, 1984 ).
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1            Alat dan Bahan
3.1.1    Alat
1.         Tabung reaksi buah
2.         Stopwatch
3.         Pipet ukur
4.         Bola penghisap
5.         Rak Tabung
6.         Lakmus (merah dan biru)

3.1.2    Bahan
1.         Larutan HCl 0,1M
2.         Larutan NaOH 0,1 M
3.         Larutan CH3COOH 0,1M 3 ml
4.         Indikator
·         Fenolptalein
·         Metyl blue
·         Metyl red
·         Metyl orange

4.2            Cara kerja
1.         4 buah tabung masing-masing diisi dengan 2 ml air, HCl 0,1 M, NaOH 0,1             M dan CH3COOH 0,1 M. Ke dalam masing-masing tabung dicelupkan    kertas lakmus merah, kemudian dimasukkan lakmus biru. Dicatat   perubahan kertas lakmus.
2.         Larutan pada cara kerja no 1 ditetesi fenolptalein, metyl blue, metyl red      dan metyl orange.

LAMPIRAN II
TUGAS
Soal :
1.        Tuliskan semua rumus molekul dari indikator diatas !
2.        Dialam ada indikatot alam yang belum di ekstrak, sebutkan 2 contohnya !
Jawab :
1.        Runus molekul dari :
a.         Fenolpthalein     :  C20H14O14
b.         Metyl blue          :  C37H27Na2O9S3
c.         Metyl red            :  C15H15N3O2
d.        Metyl Orange    :   C14H14N3NaO3S

2.        Indikator dari alam, yaitu :
a.         Ekstrak bunga kembang sepatu, kamboja dan bunga kertas.
b.         Ekstrak kunyit, daun suji, wortel dan lain- lain.







LAMPIRAN III
GAMBAR

No
Nama / Gambar Alat
Fungsi
1
Tabung reaksi
mhtml:file://C:\Users\TOSHIBA\Documents\Alat-alat%20Kimia%20dan%20Fungsinya%20_%20waroe%20ku.mht!https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwJP4mOA8BYV5NJZ4hD8S9aKONH0nMfWPEdOS6D0Bxgm1V42K16QjHWx4rGER5rrDX48UQoh_pxl6mNTtrs1auu6e94bRjYP6v2Fp8KlQPyYmvfdvzPuMNd9Zb7Cp9IJX1_LK07Rz0R-Ag/s1600/tabung+re.jpg

Menampung larutan dalam jumlah yang sedikit.

2
Pipet tetes

Untuk mengambil cairan dalam jumlah atau volume kecil.
3
Kertas lakmus   

Digunakan sebagai indikator untuk menentukan asam basa.
4
Pipet ukur
Untuk mengukur volume larutan
5
Bola penghisap
Untuk menghisap larutan
6
Rak tabung
Sebagai tempat tabung reaksi, biasanya digunakan bila membutuhkan banyak tabung reaksi.



SHARE

Abie L

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment

0 comments:

Post a Comment